USD/JPY Berjuang Di Dekat Terendah 5 Pekan, Di Sekitar Wilayah 104,20
- USD/JPY menambah penurunan besar semalam dan tetap tertekan untuk 2 hari kedua berturut-turut.
- Suasana risk-off yang berlaku mendukung safe-haven JPY dan terlihat menambah beberapa tekanan.
- Kenaikan moderat dalam permintaan USD mungkin membantu membatasi penurunan di tengah ketidakpastian politik AS.
Pasangan USD/JPY mundur sekitar 35 pip dari tertinggi ayunan sesi Asia dan turun ke posisi terendah lebih dari satu bulan, di sekitar wilayah 104,20 dalam satu jam terakhir.
Pasangan ini memperpanjang penurunan retracement pekan ini dari level tepat di atas angka psikologis kunci 105,00 dan menyaksikan beberapa tindak lanjut penjualan yang kuat untuk 2 sesi berturut-turut pada hari Selasa. Trajectory ke bawah secara eksklusif disponsori oleh mood risk-off yang berlaku, yang cenderung melemahkan permintaan untuk safe-haven Yen Jepang.
Meningkatnya kekhawatiran terhadap potensi dampak dari kasus virus Corona yang terus meningkat terus membebani sentimen investor. Hal ini, seiring dengan tidak adanya kemajuan dalam rencana stimulus fiskal AS semakin menurunkan mood pasar. Ini terbukti dari sentimen perdagangan yang lebih lemah di sekitar pasar ekuitas, yang mendorong aliran menuju aset safe-haven tradisional.
Sementara itu, kekhawatiran bahwa langkah-langkah penguncian yang diperbarui untuk mengekang gelombang kedua infeksi COVID-19 dapat terbukti merugikan pemulihan ekonomi global yang sudah rapuh menambah dukungan terhadap status mata uang cadangan Dolar AS. Ini, pada gilirannya, mungkin menjadi satu-satunya faktor yang dapat membantu membatasi penurunan lebih lanjut untuk pasangan USD/JPY.
Oleh karena itu, setiap penurunan berikutnya lebih mungkin untuk menarik beberapa pembelian di dekat posisi terendah bulanan bulan September, di sekitar angka bulat 104,00. Situasi politik AS yang tidak pasti mungkin menahan bull USD dari menempatkan taruhan agresif dan membatasi kenaikan di tengah tidak adanya rilis ekonomi penggerak pasar yang relevan.
Perlu diingat bahwa jajak pendapat yang datang menunjukkan bahwa kandidat Demokrat Joe Biden lebih unggul dari Presiden Donald Trump yang sedang menjabat. Namun, investor tetap berhati-hati dalam memprediksi hasil aktual karena kesenjangannya sempit di negara bagian tertentu yang berayun.