USD/JPY Pudarkan Pemantulan dari 115,00 saat Imbal Hasil Lesu, Fokus pada Rusia dan Inflasi
- USD/JPY melakukan pemulihan setelah mengalami penurunan terbesar dalam sebulan di hari sebelumnya.
- Imbal hasil obligasi pemerintah AS berusaha kera untuk mendapatkan arah yang jelas, saham berjangka mencetak kenaikan tipis .
- Sejumlah laporan terkait invasi Rusia ke Ukraina dan kenaikan suku bunga TheFed mendapatkan perhatian utama di tengah kalender yang sepi .
- Risalah rapat FOMC, PDB Awal Kuartal 4 Jepang akan menjadi data/peristiwa utama yang harus diperhatikan untuk dorongan baru.
USD/JPY tetap berada di sekitar 115,40 selama jam awal pembukaan pasar Tokyo pada hari Senin.
Pasangan yen tersebut mengalami penurunan terbesar sejak pertengahan Januari pada hari Jumat karena imbal hasil jatuh di tengah meredanya kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed dan meningkatnya kekhawatiran atas invasi Rusia ke Ukraina. Dengan itu, pergerakan terbaru dapat dikaitkan dengan kelambanan pasar dan kalender yang sepi menjelang rilis utama.
Pada hari Jumat, Presiden AS Joe Biden menyuarakan keprihatinan terhadap serangan militer yang akan segera terjadi oleh Rusia atas Ukraina. Tidak hanya Presiden AS Biden tetapi para pemimpin Inggris dan Zona Euro juga memberikan sinyal yang mengkhawatirkan untuk peristiwa geopolitik yang banyak diperdebatkan.
Namun perlu dicatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut klaim semacam itu sebagai 'spekulasi provokatif', menurut AFP News. Namun, para pelaku pasar tampaknya tidak percaya pada komentar-komentar Putin tersebyt karena Bloomberg mengatakan, "Pertikaian dengan Rusia atas Ukraina menuju minggu yang paling menegangkan."
Di tempat lain, masalah COVID di Jepang tampaknya mereda dengan rata-rata pergerakan 7 hari yang terbaru turun di sekitar 204.368 versus tertinggi sepanjang masa 228.847 yang terjadi pada tanggal 3 Februari. Ini memperluas kemampuan Jepang untuk mengurangi hambatan masuk bagi non-penduduk. “Jepang sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan larangan masuk bagi orang asing bukan penduduk untuk mencegah penyebaran varian Omicron dari virus Corona pada bulan Maret, di tengah meningkatnya kritik dari kalangan akademis dan bisnis, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Sabtu,” menurut Kyodo News.
Selanjutnya, Alat FedWatch CME menunjukkan sekitar 50-50 peluang 50 basis poin (bp) dari kenaikan suku bunga The Fed di bulan Maret versus pergerakan 0,25%. Sebelumnya, terutama setelah rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, pasar sangat yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lebih tinggi. Meskipun demikian, pembacaan awal Sentimen Konsumen Michigan AS untuk bulan Februari turun dari 67,2 menjadi 61,7 pada hari Jumat.
Selain itu, berita bahwa Bank of Japan (BOJ) membuka jendela pembelian Obligasi Pemerintah Jepang (JGB), untuk membeli obligasi 10-tahun tak terbatas pada 0,25% juga mendukung harga USD/JPY untuk tetap dalam penawaran beli tipis di sekitar 115,50.
Di tengah permainan ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun melakukan pemulihan di sekitar 1,95%, setelah turun lebih dari 11 basis poin (bp) pada hari sebelumnya. Selanjutnya, Kontrak Berjangka S&P 500 mencetak kenaikan tipis pada saat berita ini dimuat.
Ke depan, berita utama tentang Rusia dan inflasi dapat menghibur para pedagang USD/JPY dengan kalender yang sepi pada hari Senin. Namun, PDB Kuartal 4 Awal hari Selasa dan Risalah rapat FOMC hari Rabu akan penting bagi para pedagang pasangan mata uang ini untuk diperhatikan sebagai petunjuk arah yang jelas.
Analisis Teknis
Meskipun double top di sekitar 116,35 membatasi kenaikan jangka pendek harga USD/JPY, para penjual pasangan mata uang ini tetap berhati-hati sampai menyaksikan penembusan tegas sisi bawah garis support yang berusia tiga minggu, dekat 114,95 pada saat berita ini dimuat.